Tuesday, November 19, 2013

Deru dan Debu

Kei..kevi...

Tahukah kalian apa aktivitas kesukaan bunda disaat kalian sudah tertidur pulas? menonton video para peserta kontes bakat menyanyi dari berbagai penjuru dunia.Bunda bisa betah ber jam-jam, stumbled dari satu video ke video lainnya, sesekali tertawa melihat kontestan lucu, lalu menangis manakala ada kontestan yang suaranya bener-bener keren, atau ada dari mereka yang punya kisah hidup yang mengharukan, tapi setelah bunda telaah lagi *cieee kata-katanya*, ternyata bunda menonton semua video itu bukan cuma karena bunda suka sama nyanyi tapi karena mereka itu mewakili apa yang jadi cita-cita bunda sejak muda *hihih berasa udah tua banget*.Seperti bunda sedang melihat impian bunda terwujud, tapi bukan oleh bunda sendiri. 

Yes girls, dulu bunda bercita-cita jadi penyanyi. Kata eyang kalian, sampai kelas 2 SMP, suara bunda masih aduhai, aduhai jeleknya! 

pada suatu hari, puluhan tahun yang lalu, waktu itu bunda kelas 2 SMP dan ada kontes nyanyi antar kelas. Entah siapa yang menjadi biang kerok kekacauan hahaha, yang jelas bunda lah yang kemudian didaulat mewakili kelas bunda untuk lomba nyanyi itu. Pilihan lagunya gak banyak, semuanya punya lady rocker yang sedang hip banget waktu itu, yaitu Nike Ardilla dan Nicky Astria (kalian coba gugling nanti ya, pokoknya edun lah! dua orang itu). Akhirnya, pilihan lagu, bunda jatuhkan pada Lagu Deru dan Debu dari Nike Ardilla (lagunya enak sih, tapi...). Hari H pun tiba, satu persatu peserta naik ke panggung dan turun panggung dengan selamat sentausa. Lalu tiba giliran bunda, grogi bukan kepalang bunda waktu itu. Ingin rasanya menelan mic yang bunda pegang lalu masuk UGD biar tidak usah nyanyi sekalian. Dan....bunda telat masuk di intro hahaha! bablas jaya lah, sampe bunda bingung sendiri ngejar musiknya hehehe, pleus suara bunda yang false banget karena gak bisa menjangkau nada-nada tinggi lagu itu. Alhasil, bunda jadi tertawaan semua penonton. Tapi ada hikmahnya kok nak, setelah itu bunda jadi terkenal di sekolah sebagai peserta ter-sumbang, dan predikat ini tetap bertahan sampai kelulusan *sigh*. 


Tapi apakah bunda berhenti nyanyi atau gak suka pada nyanyi? nope! malah bunda makin antusias bernyanyi dan dengan ajaib, suara bunda perlahan-lahan membaik sejak SMA. Apakah ini karena pubertas? gak tau juga sih, tapi kata eyang, suara bunda jadi berubah sejak SMA. Sejak itulah Bunda mulai tertarik pada salah satu ekskul seni musik, yaitu Paduan Suara. Bidang yang sama sekali baru ini ternyata menyenangkan untuk ditekuni. Dengan jadwal latihan yang cukup padat, tim paduan suara sekolah bunda punya kesempatan untuk mengikuti banyak lomba dan beberapa diantara lomba yang cukup besar, bisa kami menangkan.Bunda makin seneng dong, apalagi sedikit demi sedikit, ternyata nyanyi menyanyi ini mendatangkan uang. Anak SMA udah bisa cari uang sendiri kan cihuy bener ya nak. Lulus dari SMA, bunda masuk universitas yang punya tim Paduan Suara yang prestasinya banyak bener. Suara para anggotanya gak usah diragukan lagi bagusnya. Bunda aja grogi banget waktu audisi penempatan suara.Gilee! keren-keren amat yak suaranya, semacam ada cahaya gitu di sekitar mereka saat lagi nyanyi, merindiiing. Dalam tim tersebut, bunda menemukan passion bunda sebenarnya. I like being on stage. Bernyanyi dengan ditonton banyak orang itu ecstasy! Dengan melalui latihan yang keras, berjam-jam vocalizing yang melelahkan, dan latihan sendiri, suara bunda makin terasah. Tidak hanya itu, pendengaran bunda juga jadi lebih peka pada musik, not dan berbagai suara. Berkat pelatih kami yang jago bener, kami pun menjadi tim paduan suara yang solid, dan bunda pernah menjadi solois di beberapa penampilan. Girls, berada di panggung dengan ditonton ratusan bahkan ribuan orang dengan lampu sorot besar langsung ke wajah lalu mendengarkan gemuruh tepuk tangan setelahnya itu rasanya mejik! Dari situlah bunda memantapkan cita-cita menjadi penyanyi. Tapi lalu muncul banyak ketakutan. Bagaimana jika begini, jika begitu, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi, bla bla bla. Pengecut ya? pasti! dengan bodohnya, bunda meletakkan impian bunda sendiri, cuma karena takut pada apa yang belum tentu terjadi. Setiap kali ada teman-teman bunda muncul di TV karena mereka sukses dengan karir menyanyi, bunda cuma bisa girang "heey! itu temen sayaa! hebaat!", tapi dalam hati menjerit, "dan saya gak jadi apa-apaa!", makanya sampai sekarang bunda seneng banget nonton video orang-orang yang suaranya keren, seperti guilty pleasure hahaha!

Tapi dipikir-pikir, kalau dulu bunda serius di nyanyi, mungkin bunda gak akan punya kalian, dan memikirkan itu aja udah sedih banget rasanya. Yaa..Tuhan memang tahu yang terbaik buat umatnya nak, dan ia menitipkan kalian ke bunda. Itu tidak bisa dibandingkan dengan karir hebat manapun. 


Kei..kevi, suatu saat nanti kalian juga akan punya cita-cita, mungkin akan berubah-ubah seiring waktu dan kematangan diri, tapi ada saatnya kalian menemukan passion kalian, sesuatu yang benar-benar ingin kalian tekuni, kalian kejar, kalian gilai. Passion inilah yang akan menentukan arah kalian nantinya. Jika suatu hari nanti kalian sudah temukan itu, tekunilah sampai itu jadi bagian dirimu, jangan pernah lepaskan karena alasan apapun, apalagi alasan cemen kayak cerita bunda diatas. Kejarlah cita-cita yang berkorelasi dengan passion-mu, walau itu akan membuatmu berurai air mata, bahkan darah. Walau kamu harus terjatuh berulang kali dan bangun berkali-kali. Jangan bosan, jangan putus asa. Kejarlah jika itu layak bagi hidupmu. 
Dan yakinlah, jika saat itu tiba, Do'a bunda menyertaimu.

No comments:

Post a Comment