Saturday, June 9, 2012

Teruntuk, sulungnya bunda, Keira



Kei, sayangnya unda


Kamu sudah berusia 2 tahun lebih satu bulan ketika bunda menulis ini. Selalu ada ketakjuban menyeruak setiap kali mengamatimu tumbuh. Kemarin kamu baru bisa bicara satu dua kata, hari ini tiga empat kata kamu tuntaskan. Komunikasi kita sekarang lebih lancar ya nak? :). Sampai dua bulan lalu, bunda masih sering kesulitan memahami perkataanmu, sekarang, kamu lebih sering tersenyum karena bunda lebih mudah mengerti maumu. Sebelumnya, kamu sering ngambek karena bunda tidak mengerti apa yang kamu katakan. Time flies nak, kata pepatah. Tiba-tiba kamu sudah begini, sudah begitu, bisa ini, bisa itu, membuat bunda seperti ditowel setiap saat, diingatkan selalu bahwa suatu saat, kamu akan tumbuh besar, menapaki dunia yang baru, tidak lagi bisa bunda ikuti 24 jam sehari, dan kamu akan punya dunia sendiri. Kelak, ketika masa itu tiba, jangan lupa sama bunda ya sayang *nangis*. Banyak sekali hal tentangmu yang akan selalu membekas di hati bunda. Beberapa hari lalu, untuk pertama kalinya kamu bilang "sayang unda" dengan suara mungilmu yang manja, sambil memeluk leher bunda lalu mencium bibir bunda.Seandainya bunda bisa menghentikan waktu. Seperti tombol pause di tape, agar kamu tidak tumbuh dewasa dan terus ada di pelukan bunda.


Kei....
Adalah sebuah rasa yang mewah ketika kamu memeluk bunda. Saat bunda mengalami mental breakdown karena satu dan lain hal, mendapatkan pelukanmu adalah sesuatu yang sangat bunda nantikan. Langsung tenang seluruh jiwa bunda nak. Tidak hanya itu, makin hari, kamu seperti makin mengerti apa yang bunda butuhkan. Kemarin, karena sudah tidak tahan, akhirnya bunda menangis di depanmu. Maaf ya nak. Kamu duduk tidak seberapa jauh dari bunda, kamu lihat bunda, tidak lama kemudian kamu sudah disebelah bunda dan berkata "nda..." dengan suara lirih lalu kamu memeluk bunda, Sesak nafas bunda ketika itu nak, karena orang yang mengerti apa yang bunda butuhkan, justru adalah yang belum mengerti apa-apa. 


Kei...
Maafkan bunda ya nak karena bunda kadang kala membentakmu. Ini salah bunda yang tidak bisa lebih sabar, padahal bunda sudah mendapatkan guru yang terbaik, kamu. Jangan lelah mengajari bunda ya nak. Bunda tahu kamu kadang kesal, maaf, bunda akan belajar lebih baik. 


Kei..
Kamu bukan hanya guru sabar yang terbaik, tapi melalui hal-hal kecil yang kamu lakukan, kamu juga mengajarkan kasih. Saat kamu tiba-tiba mencium adek kevi dengan sangat lembut lalu memeluk dan mengelus kepalanya, bunda benar-benar takjub, tidak mengira bahwa ungkapan sayang seperti itu bisa dilakukan anak seumurmu. Pun ketika kamu bilang "ee adek.." dengan nada lembut ketika adekmu membuyarkan papan huruf yang sudah kamu susun dengan lengkap. Padahal bisa saja kamu marah atau melakukan hal lain pada adekmu. Memang ada saat-saat dimana kamu menjadi anak kecil yang tidak mau teritorinya diganggu, tapi seingat bunda, ada lebih banyak moment dimana kamu membuat bunda yakin bahwa kamu akan tumbuh menjadi kakak yang penyayang dan penyabar. Kei, kamu akan selalu menjadi cahaya bagi ayah, bunda, adek kevi dan orang di sekitarmu. Cahaya terang, seterang mata indahmu

No comments:

Post a Comment